Saturday, April 30, 2011

Berapa lama Kita dikubur?

Posted by Admin at 10:01 AM

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet.

Baju merahnya yg besar melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang ice-krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicapi, sementara tangan kirinya mencengkam Ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas tembok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915: 20- 01-1965"

"Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu meniru gaya tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk Neneknya...

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sambil tersenyum, sambil memandang pusara Ibu-nya.

"Hmm, bererti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya mengira dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun ... "

Yani menoleh kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana . Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910"

"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan bersebelahan kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengusap kepala anak satu-satunya.. "Memangnya kenapa ndhuk( anak perempuan) ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya... "Hmmm, ayah kan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?"

Ayahnya tersenyum, "Lalu?"
"Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur ....
Ya nggak yah?" mata Yani bersinar keranana bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.

Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ...... "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek.

Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang..... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata....

Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?
Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un .... Air matanya semakin banyak menitis, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan pameran dipukuli masa di tv kemarin ia dah tak tahan?

Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya mengangkat, setinggi bahunya naik turun tak teratur...... air matanya semakin membanjiri pipi dan janggutnya…

"Allahumma as aluka khusnul khootimah".. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani.

Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu.. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya....

"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."

Sebarkan e-mail ini ke saudara-saudara Kita, mudah-mudahan bermanfaat.. .

"Sebarkanlah walau hanya 1 ayat"

Friday, April 29, 2011

Penyakit hati lebih bahaya



TUAN ada penyakit ke? Kalau ada tanda demam yang kuat cepat-cepatlah pergi berjumpa doktor. Mana tahu ada apa-apa, boleh bertindak awal kerana bimbang juga dengan kedatangan gelombang kedua H1N1 sekarang.

Hari ini ramai yang sanggup berbelanja besar demi kesihatan, sebab kesihatan sangat berharga. Bila ada saja yang sakit, pasti ramai yang bersimpati. Semakin moden dan canggih dunia, semakin cepat kita dapat penyakit dan semakin cepat juga kita mengesan penularan sesuatu penyakit.

Pun begitu, semakin canggih dan prihatin manusia terhadap kesihatannya, manusia masih lupa memberi perhatian terhadap penyakit hati yang jauh lebih bahaya daripada penyakit fizikal. Penyakit hatilah yang akan merosakkan keharmonian rumah tangga. Mengganggu suami isteri orang, maka berlakulah kecurangan dan lupa tanggungjawab.

Tidak memberi nafkah akhirnya berkecai rumah tangga.
Anak jadi tidak keruan dan hilang kasih sayang. Bila hati sudah berpenyakit maka akan hilang rasa takut kepada Allah, merosot serta comot integriti, tidak lagi rasa diperhati, depan orang alim tetapi di belakang menjadi "maling". Itu sekadar contoh kesan akibat penyakit hati yang terlalu banyak keburukannya. Siri kali ini penulis mahu bincangkan antara tanda penyakit hati. Kalau sudah ada tanda maka kena berhati-hatilah. Antara tanda penyakit hati tidak boleh dikesan sesiapa pun adalah:

1) Malas melakukan ketaatan dan amal kebaikan.
Malas menjalankan ibadah, bahkan meremehkannya pula. Contohnya melakukan solat bukan dengan "sengaja' tetapi dengan tidak sengaja dan terpaksa.

Kalau buat pun tidak khusyuk dan ada kesungguhan. Mereka merasa berat untuk menjalankan ibadah sunnah. Allah berfirman yang bermaksud: "Dan mereka tidak mengerjakan solat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (Surah at-Taubah ayat 54).
 
2) Tidak tersentuh ayat al-Quran
Ketika disampaikan ayat berkenaan janji dan ancaman Allah, maka tidak terpengaruh sama sekali, tidak mahu khusyu atau tunduk dari membaca al-Quran dan mendengarnya.

Sedangkan Allah memperingatkan dalam al-Quran yang bermaksud: "Maka beri peringatanlah dengan al-Quran orang yang takut kepada ancaman-Ku." (Surah Qaaf ayat 45). 

3) Tidak tersentuh dengan ayat kauniyah
Tidak tergerak dengan adanya peristiwa yang dapat memberikan pelajaran seperti kematian, sakit, bencana. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai sesuatu yang tidak kaitan dengannya. Nabi bersabda yang bermaksud: "Cukuplah kematian itu sebagai nasihat dan peringatan". 

4) Berlebihan mencintai dunia serta melupakan akhirat
Himmah dan segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata. Segala sesuatu diperhitung, dikira berasaskan dunia. Cinta, benci dan hubungan dengan sesama manusia hanya untuk urusan dunia saja seolah hidup hanya untuk dunia dan berakhir di dunia .
 
5) Berkawan dengan orang yang melakukan maksiat
Ini salah satu sebab terbesar yang mempengaruhi kerasnya hati seseorang. Orang yang hidupnya di tengah gelombang kemaksiatan dan kemungkaran, bergaul dengan manusia yang banyak berkubang dalam dosa, banyak bergurau dan tertawa tanpa batasan, banyak mendengar muzik yang melalaikan serta menghabiskan harinya untuk tujuan maksiat. 

6) Kemaksiatan berantai
Penyakit hati lahir dari kemaksiatan baru akibat kemaksiatan yang dilakukan sebelumnya sehingga menjadi lingkaran syaitan yang sangat sukar bagi seseorang itu melepaskan dirinya.
 
7) Meremehkan dosa kecil
Memang ada dosa kecil dan besar, tetapi perlu diingat semua dosa akan membawa ke neraka.
Seperkara lagi, kita perlu faham dosa besar bermula dengan dosa kecil, banjir besar bermula dari titis hujan.  

8) Tidak peduli sumber makanan
Orang yang hatinya berpenyakit dan keras ini biasanya kurang prihatin dengan sumber makanan, halal atau haram. Begitu juga dengan syubhat, yang dia kira sedap dan enak, selera kena tinggi. Makan di mana pun tidak kira kedai orang Islam atau bukan Islam yang penting kaw dan kaw. Begitu juga dengan punca pendapatan, sudah tidak peduli lagi sumber rezeki datang dari mana kerana yang pasti dapat banyak, hidup kaya raya. Rasuah, curi, seludup, ampu ke semua dibedal.

Itu antara beberapa tanda yang sempat dibicarakan dalam ruangan ini dan harapnya ia dapat menambah maklumat kita semua. Mengenai cara mengatasi dan merawatnya Insya-Allah pada masa akan datang.

Oleh Ustaz Zawawi

Sunday, April 17, 2011

Jalan Para Mukmin Melaksanakan ‘Iyyaka Na’budu’


Selasa, 25/01/2011 11:03 WIB | email | print
oleh Mashadi

Semua Rasul menyerukan kalimat ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’. Karena mereka semua menyeru manusia untuk mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya semata, sejak Rasul yang pertama sampai Rasul yang terakhir. Nabi Nuh AS menyeru kaumnya :
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ
“Beribadahlah kepada Allah, sekali kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia.” (QS. Al-A’raf [7] : 59)

Demikianlah pula yang diserukan oleh Nabi Hud AS, Nabi Shalih AS, Nabi Syu’aib AD, dan Nabi Ibrahim AS, sebagaimana firman-Nya :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu.” (QS. an-Nahl [16] : 36)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kami , melainkan Kam wahyukan kepadanya : ‘Bahwasanya tiak ada Tuhan yang berhak diibadahi melainkan aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. al-Anbiya [21] : 25)
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
“Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanalha amal lyang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adlah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku.” (QS. al-Mu’muniun [23] : 51-52)

Maka, sesungguhnya ‘iyyaka na’budu’ dibangun di atas empat pilar untuk menyatakan yang dicintai dan diridhai Alah dan Rasul-Nya,yaitu dengan lisan dan pekataan hati, amalan hati dan amalan anggota badan.

Ubudiyah bagi mencapai tujuannya yang hakiki menuju tujuan mencapai Rabbnya, meliputi keempat hal, yang tidak boleh dibantah, dan harus dilaksanakan secara mutlak. Empat hal itu, antara lain, perkataan lisan, perkataan hati, amalan hati, dan amalan anggota badan.

Tidak mungkin seorang hamba yang menyatakan lisannya beribadah kepada Allah, sedangkan hati dan amalannya menolak. Keempat-empatnya harus selaras. Lisan, hati, amalan hati, dan amalan anggota badan, semuanya harus selaras dan sesuai, tidak ada yang bertentangan satu dengan lainnya.

Perkatataan hati adalah I’tiqad (keyakian) terhadap apa yang diberitahukan oleh Allah mengenai diri-Nya, nama-Nya, sifat-sifat-Nya, sbagaimana yang disampaikan melalui lisan Rasul-Rasul-Nya.

Sedangkan perkataan lisan, yaitu menginformasikan hal itu, menyeru orang lain kepadanya, membelanya, menjelaskan kebhtilah bid’ah-bid’ah yang bertentangan dengannya, selau menginagatnya, dan menyampaikan perintah-Nya. Tidak menentang dan bermaksiat terhada-Nya. Tidak berbuat durhaka kepada-Nya. Selalu tunduk dan patuh kepadanya.

Amalan hati, antara lain, seperti cinta kepada Allah, tawakkal kepada-Nya, bertaubat kepada-Nya, takut kepada-Nya, takut kepada-Nya, berharap kepada-Nya, mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya, sabr terhadap perintah-Nya, larangan-Nya dan taqdir-Nya, ridha menerimanya dan ridha kepada-Nya, setia kepada-Nya, merasa tenteram dengan-Nya, dan amalan-amalan hati lainnya yang difardhukan lainnya. Amalan anggota badan tanpa amalan hati boleh jadi tidak ada gunanya.

Amalan anggota badan seperti shalat, jihad, dan melangkah kaki untuk shalat jum’at dan jama’ah, menolong orangt yang lemah, berbuat kebajikan kepada makhluk merupakan bentuk amalan anggota badan, yangm erupakan bentuk refleksi dari amalan hati seorang mukmin.

‘Iyyaka na’budu’ memastikan dan menetapkan hukum keempat hal ini, sedangkan ‘iyyaka nasta’in’, merupakan permohonan pertolongan dan tuafiq (perkenan) untuk dapat menunaikan ‘iyyaka na’budu’ wa iyyaka nasta’in. Inilah jalan bagi orang-orang yang ingin mendapatkan jalan menuju Rabbnya. Wallahu’alam.